Jembatan Terpanjang Situgunung dan Camping Sukamantri


"Mas Dan, ke Bogor yok?.",

"Hayuu, nginep nggak?.",
"Boleh", 
"Apa camping ae ya?",
"Ayo ae wes",
"Main ke Situgunung pye?, motoran ae, mobil macet",
"Budal wes". 

Kurang lebih begitulah percakapan ku dengan salah satu rekan kerja sekaligus temen kos yang baru baru ini putus, galau dan ingin berlibur hahaha. Kidding.


Malam sebelum berangkat, kami bersiap siap dengan mengecek kondisi tenda, memastikan frame dan pasak tenda lengkap, mengisi penuh bensin motor, packing baju ganti dan peralatan mandi, juga tak lupa untuk meminta ijin ke orang tua kami tercinta, masing masing, karena kalau ke orang tua mu itu bukan minta ijin tapi minta restu. ehe. 


jalan adalah halaman rumah kos kami

Kami berencana berangkat jam 3 pagi dan seperti biasa, berangkat jam 3 pagi sama dengan bangun jam 3 pagi, mandi bergantian, bersiap siap, dan baru berangkat jam 4 pagi. Kami sampai di kota Bogor sekitar jam 5 lebih sedikit, perjalanan hanya memakan waktu 1 jam karena jalanan lumayan sepi. Tapi karena jalanan masih gelap ditambah agak keceng sehingga ngga terlalu kelihatan lobang lobang jalannya, salah satu motor kami kejeglong lobang (ga tau Bahasa Indonya apa) dan membuat lampu sein kanan motornya nyala terus, kaya ibu ibu naik motor . Untungnya pagi itu ada bengkel searah tujuan kami yang buka sehingga bisa segera diperbaiki.



15 ribu ya, ini pak, eh 15 ribu lagi ya, oke pak -_-

Setelah itu, kami semua melanjutkan perjalanan ke Situgunung yang ada di Sukabumi, perjalanan lancar, yaa meskipun tiap ada pasar pasti kena macet gara gara angkot yang seenaknya sendiri, tapi masih bisa dibilang wajar. Kami pun sampai di Situgunung sekitar pukul setengah 9 pagi. Jam segini pun sudah lumayan rame pengunjung, jadi kalau mau ke suspension bridge atau jembatan dan berharap ga rame orang ya harus datang lebih pagi. 



pintu masuk suspension bridge
loket tiket masuk dan ada tv untuk melihat rame tidaknya jembatan

Tiket yang kita beli ternyata bukan hanya dipakai untuk masuk ke jembatannya aja, tapi kita juga bakal dapet welcome drink, dan spot foto di balcone. Jembatan ini pun sebenernya dibuat agar kita bisa ke air terjun yang namanya Curug Sawer lebih dekat dan cepat, jadi saran ku sih kita ke air terjun dulu lewat suspension bridge, kalau udah puas balik lagi lewat suspension bridge dan baru ambil welcome drink nya (yaa meskipun jadinya goodbye drink). Karena perjalanan ke air terjun apalagi balik nya lumayan menguras energi, jadi kita balikin energinya pakai teh manis hangat dan pisang yang ada di lokasi welcome drink.



tiap point akan di coret, makanya welcome drink terakhir aja
tetap harus berjalan beberapa menit untuk sampai di jembatan
taraa, beruntung banget pas masih sepi
peraturan : dilarang berpacaran dengan pacar orang lain

Curug Sawer ternyata masih harus berjalan cukup jauh tapi tenang aja karena aksesnya sangat mudah dengan tangga bagus yang ngga terlalu bikin capek, kalau pun capek ada beberapa tempat duduk untuk istirahat dibeberapa tempat.



istirahat sambil membasuh luka patah hati dengan air harapan darinya
kenapa air terjun, karena air gabisa terbang kecuali air asia
banyak juga yang mandi disini, yang jelas bukan bidadari
welcome drink yang menjadi goodbye drink

Setelah kami keluar dari area suspension bridge, kami pun melanjutkan ke Situ yang di Sini. Lumayan jauh juga harus berjalan kesana, untuk yang ngga mau jalan ada juga ojek yang bersedia mengantar dengan biaya 20ribu untuk sampai di Situ (Danau). Oh yaa, perlu dicatat ketika kita sampai di Situ, akan sangat susah bahkan sama sekali tidak ada sinyal, apapun providernya. Sangat cocok untuk yang ingin terlepas dari keramaian grup WA.



Situ yang ada di Sana
banyak jajanan disini, ada juga jus yang suka becanda yaitu jus kidding

Puas menikmati danau, kicauan burung, dan terlelap beberapa saat, kami pun kembali ke pintu masuk karena langit juga mulai mendung. Kami pun melakukan perjalanan lagi menuju Bogor untuk berkemah di Bumi Perkembahan Sukamantri. Perjalanan ini adalah perjalanan terburuk sepanjang pengalamanku, macett parah bos, bahkan macetnya jakarta masih kalah parah, udah macet, angkot seenaknya sendiri, jalan isinya truk container gede gede semua, terus ujan. Situgunung - bogor naik motor ditempuh dalam waktu kurang lebih 3,5 jam -_-. Parahnya, setelah bermacet macet ria, ternyata akses menuju BuPer Sukamantri juga jelek parah. Awalnya sih cuma jalan bebatuan kerikil gitu, tapi lama lama makadam menanjak dan cukup jauh sekitar 2Km, cocok untuk bawa motor trail.



kirain ini gerbang masuk area bupernya, ternyata masih 2km lagi
ini pintu masuk buper nya

Setelah sampai disana, kami pun segera mencari spot yang bagus untuk mendirikan tenda, dan untungnya masih sepi sehingga kami mendapat spot yang lumayan bagus dan langsung menghadap langsung ke lembah dengan view kota Bogor dan gunung juga sunrise. Ntap.



maap cuma pake HP fotonya
main api unggun yang perjuangan banget nyalainnya
sudah pagi dan mager buat keluar tenda, dingin
cuma ber 7 tapi buka 2 tenda gede jadi puass tidurnya
kurang lebih beginilah view dari tenda kami

Mandi, beres beres, lalu kami turun dari BuPer dan menuju kota Bogor untuk sarapan dan nyobain cafe yang instagramable disana dan selanjutnya balik ke Jakarta.


Biaya Pengeluaran:

Tiket masuk Situgunung : 18,500 / orang
Parkir motor Situgunung : seikhlasnya
Tiket masuk Suspension Bridge : 50,000 / orang
Tiket masuk dan camping Sukamantri : 22,000 / orang
Parkir motor Sukamantri : 7,500 / motor

Yaa mungkin kalau ada yang penasaran bisa lihat video ini...





Do good, be kind, always positive

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Translate

Contact Form

Name

Email *

Message *